TABLO: OMK SANTO MONTFORT-POCO
TABLO: OMK ST. MONTFORT-POCO
DIA WAFAT UNTUK KITA
Jum'at 15 April 2022 sekitar pukul 09:15AM. Seluruh umat stasi pusat paroki St. Montfort-Poco berbondong-bondong mengikuti jalan salib hidup (Tablo) yang diperankan oleh Orang Muda Katholik (OMK).
Pantauan media ini memperlihatkan umat yang begitu antusias memenuhi lapangan kampung Wenta sebagai titik star perjalanan sengsara, siksaan, panggul salib dan berkahir pada wafatnya di depan Gereja Paroki St. Montfort-Poco.
Semua peran dimainkan oleh OMK. Pengalaman Yesus: Sengsara, Siksa dan Wafat-Nya yang diperingati hari ini dihadirkan kembali dalam nuansa dan situasi penuh cinta.
Salah satu umat yang ikut dalam prosesi jalan salib hidup tersebut memberikan komentarnya:
"Ini sesuatu yang sangat luar biasa dan kegiatan tablo hari ini membawa serta menumbuhkan kembali semangat iman umat seluruhnya akan cinta yang penuh kepada Yesus yang tersalib. Semoga kegiatan jalan salib hidup seperti ini tetap dan terus dilakukan setiap tahun, ungkapnya"
Refleksi di balik Jalan Salib
___________
Hari Jumat Agung. Golgota dan pelataran Yerusalem terasa sangat kompak. Aroma Minggu Palem dalam sorakan, "Hosana Putra Daud" telah berlalu. Kini lantang terdengar hanyalah, "Salibkan Dia". Tuhan, Guru dan Sahabatku sungguh sendiri. Sepi dan sunyi menyatu. Benar. Di titik ini di kaki Golgota, kehampaan dan keabadian ingin menyatu, bermesrahan dan tak mau pisah. Golgota adalah tanda sekaligus saksi bahwa aku dan Dia adalah kita yang fana sekaligus abadi. Tuhan-ku mengerang dalam senyum, "Selesailah sudah".
Satu hal yang aku tahu, besok ada kebangkitan. Kuasa kegelapan akan sirnah. Seperti sebuah malam pekat, menakutkan selalu kalah pada cahaya baru. Mungkin begitu dan beginilah hidup. Jatuh untuk bangun dan bangun untuk jatuh. Terang dan gelap, dukacita dan sukacita menyatu dalam waktu. Kita adalah peziarah yang selalu tahu jalan menuju dan jalan pulang. Pejalan kaki yang sungguh mengerti arti sebuah kata "ada dan tiada". Di titik ini, bukit golgota dan gunung Tabor terasa sama. Kita bahkan tidak menyadari kapan kita berada di puncak Tabor dan pada saat mana berada dipunggung Golgota.
Di ini hari, doaku satu. Ijinkan aku terus berjalan dan berlayar sampai ke jauh. Aku dan kami mungkin ditakdirkan begini. Berjalan dan mengalir seperti air. Mengikuti alur dan sifatnya. Dari ketinggian tertinggi hingga kerendahan yang terendah. Meresap dan hilang itu pasti. Maka ketika, satu kata itu hadir kembali, "Selesailah sudah", minimal ada harapan baru bersemi. Di titik itu, kefanaan dan keabadian menyatu dalam kata damai. Tuhan, Guru dan Sahabatku, menanti dalam senyum.
Foto OMK STASI PUSAT PAROKI SANTO MONTFORT-POCO
Komentar
Posting Komentar