Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2025

Sic Transit Gloria Mundi: Ketika Kekuasaan Tak Lagi Abadi

Gambar
Tidak Ada Kejayaan Abadi Oleh Edi Danggur*                                  Bapak Edi Danggur Dalam masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo pernah dielu-elukan, bahkan dipuja layaknya pemimpin tanpa cela. Popularitas dan kekuasaannya mencapai titik yang sulit dibayangkan oleh publik pada awal kemunculan sosoknya di panggung politik nasional. Namun, sebagaimana sejarah sering mengajarkan, kekuasaan adalah ruang yang berubah cepat—dan penghormatan publik tidak pernah menjadi milik abadi siapa pun. Ketika tidak lagi memegang tampuk kekuasaan, berbagai tudingan terhadap Jokowi bermunculan. Dari isu ijazah palsu, dugaan monopoli bisnis keluarga, hingga sangkaan penyimpangan kebijakan selama berkuasa—semuanya mengalir tanpa henti. Publik yang dulu mengagungkan, kini ikut “menelanjangi” sosok yang pernah dijunjung tinggi. Begitulah nasib para penguasa: posisi terhormat dapat berubah menjadi subj...

Homo Socius dalam Ancaman Digitalisasi: Dampak Teknologi terhadap Eksistensi Sosial Manusia

Gambar
Homo Socius dalam Ancaman Digitalisasi: Dampak Teknologi terhadap Eksistensi Sosial Manusia                               (sumber foto: Google) P enulis: Milikior Sobe  Institusi: Lembaga Nusa Bunga Mandiri  Email: nanamelkysoberengka@gmil.com ------------------------------------------- Abstrak Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun budaya. Sebagai hasil kreativitas dan inovasi manusia, teknologi awalnya hadir untuk memudahkan kehidupan dan meningkatkan efisiensi aktivitas manusia. Namun, perkembangan teknologi digital dewasa ini justru mengubah pola interaksi sosial dan eksistensi manusia sebagai *homo socius*—makhluk sosial yang hakikatnya bergantung pada interaksi tatap muka dan hubungan emosional. Artikel ini berupaya mengkaji secara kritis bagaimana perkembangan teknologi modern telah menggeser makna kemanusiaan...

Antara Keadilan dan Kemanusiaan (Refleksi dari Ruang Sidang)

Gambar
Antara Keadilan dan Kemanusiaan (R efleksi dari Ruang Sidang)   Kasus seorang anak yang mencuri roti untuk ibunya yang sakit telah memicu perdebatan mendalam tentang esensi keadilan. Di satu sisi, hukum harus ditegakkan. Pencurian adalah pelanggaran yang tidak bisa dibenarkan. Namun, di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata terhadap alasan di balik tindakan tersebut: kemiskinan dan keputusasaan.   Keputusan hakim untuk mendenda seluruh ruang sidang adalah langkah yang kontroversial, tetapi juga membuka mata kita. Ini adalah pengakuan bahwa keadilan sejati tidak hanya tentang menghukum pelaku, tetapi juga tentang mengatasi akar masalahnya. Tindakan anak tersebut adalah cerminan dari kegagalan sistem sosial kita dalam melindungi warganya yang paling rentan.   Opini publik terpecah. Ada yang berpendapat bahwa hakim telah melanggar hukum dan menciptakan preseden buruk. Namun, ada pula yang memuji kebijaksanaannya dan keberaniannya untuk melampaui batasan formali...

Aku Sehelai Kain Putih

Gambar
                               Aku Sehelai Kain Putih       * Melky S.** ketika diangkat dan dilantik menjadi mitra dan ketua forum peduli hak asasi manusia wilayah Indonesia Timur, Nusa Tenggara (NTT & NTB periode 2009-2014_dokpri).   Aku adalah sehelai kain putih, terhampar di atas meja kehidupan, menunggu sentuhan pena ilahi. Lahir di Wetok Desa Ndehes, Kecamatan Wae Ri'i l, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, di tengah kesederhanaan yang membalut, aku tumbuh dalam didikan nilai-nilai luhur. Semangat Vita est Militia mengalir dalam darahku, menyadarkan bahwa hidup adalah perjuangan, bukan sekadar rangkaian peristiwa.   Dari rahim kesederhanaan , aku belajar bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan pemicu untuk berjuang lebih keras. Orang tuaku, dengan segala keterbatasan, menanamkan mimpi dalam hatiku, bahwa dengan kerja keras dan doa, aku ...